Apa Itu Skizofrenia? Dan Sejarah Singkatnya

Skizofrenia adalah gangguan mental kronis yang memengaruhi cara seseorang berpikir, merasakan, dan berperilaku. Individu dengan skizofrenia mungkin tampak seperti telah kehilangan kontak dengan realitas. Gejala umum termasuk halusinasi, delusi, dan gangguan berpikir. Istilah “skizofrenia” pertama kali diperkenalkan oleh psikiater Swiss Eugen Bleuler pada awal abad ke-20. Meski gejala gangguan ini telah di dokumentasikan selama berabad-abad, pemahaman medis yang lebih mendalam baru berkembang dalam beberapa dekade terakhir.

Kenapa Bisa Terjadi?

Penyebabnya belum sepenuhnya dipahami, tetapi di yakini melibatkan kombinasi faktor genetik, biologis, dan lingkungan. Secara genetik, individu yang memiliki anggota keluarga dengan skizofrenia memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan gangguan ini. Dari sisi biologis, perubahan kimiawi di otak, khususnya dalam neurotransmitter seperti dopamin dan glutamat, diduga memainkan peran penting. Faktor lingkungan seperti stres berat, penggunaan obat-obatan tertentu, dan trauma masa kecil juga dapat memicu munculnya skizofrenia pada individu yang rentan.

Ciri-Ciri Pengidap Skizofrenia

Pengidap skizo menunjukkan berbagai gejala yang dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori utama: positif, negatif, dan kognitif. Gejala positif termasuk halusinasi (mendengar atau melihat sesuatu yang tidak ada), delusi (keyakinan salah yang tidak sesuai dengan kenyataan), dan pikiran kacau. Gejala negatif mencakup kurangnya motivasi, penarikan sosial, dan ekspresi emosi yang datar. Sedangkan gejala kognitif melibatkan masalah dengan perhatian, memori, dan fungsi eksekutif lainnya seperti perencanaan dan pengorganisasian.

Cara Penanganan

Penanganan skizofrenia biasanya melibatkan kombinasi obat-obatan dan terapi psikososial. Antipsikotik adalah obat utama yang di gunakan untuk mengelola gejala, dengan berbagai jenis yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan individu. Selain itu, terapi psikososial seperti terapi kognitif-behavioral (CBT), terapi keluarga, dan dukungan kelompok dapat membantu pasien mengelola kehidupan sehari-hari dan meningkatkan keterampilan sosial mereka. Pendekatan holistik yang melibatkan dukungan dari keluarga, teman, dan profesional kesehatan sangat penting untuk keberhasilan penanganan jangka panjang.

READ  Ketakutan Berlebih? Jangan-Jangan Kamu Phobia!

Kesimpulan

Indonesia menghadapi tantangan besar dengan tingginya jumlah pengidap penyakit ini. Penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang gangguan ini dan mengurangi stigma yang seringkali melekat pada penderita skizofrenia. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang penyebab, gejala, dan cara penanganannya, kita dapat memberikan dukungan yang lebih efektif bagi mereka yang terpengaruh oleh gangguan ini. Upaya kolaboratif antara pemerintah, profesional kesehatan, dan masyarakat umum di perlukan untuk mengatasi skizofrenia secara komprehensif di Indonesia.