Sejarah Rokok dan Vape di Indonesia
Berikut pembahasan tentang mana lebih baik rokok atau vape.
Rokok telah ada di Indonesia sejak awal abad ke-20. Industri rokok kretek yang khas Indonesia berkembang pesat dan menjadi bagian dari budaya lokal. Pada tahun 1960-an, merokok mulai menjadi simbol status sosial dan gaya hidup yang diadopsi oleh berbagai kalangan masyarakat.
Sementara itu, vape atau rokok elektrik mulai dikenal di Indonesia pada awal 2010-an. Vape pertama kali di perkenalkan sebagai alternatif yang lebih sehat daripada rokok tradisional. Dengan cepat, vape mendapatkan popularitas terutama di kalangan generasi muda yang mencari pengalaman merokok tanpa asap dan bau menyengat.
Pengguna di Indonesia
Di Indonesia, jumlah perokok masih sangat tinggi. Menurut data dari Kementerian Kesehatan, pada tahun 2020 terdapat lebih dari 60 juta perokok aktif di Indonesia. Angka ini menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan jumlah perokok tertinggi di dunia.
Di sisi lain, pengguna vape juga terus meningkat. Data Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI) menunjukkan bahwa pada tahun 2021, terdapat sekitar 2,2 juta pengguna vape di Indonesia. Meskipun jumlahnya jauh lebih kecil dibandingkan perokok tradisional, peningkatan pengguna vape terus berlangsung secara signifikan setiap tahunnya.
Berbahaya Mana, Rokok atau Vape?
Rokok tradisional dan vape memiliki risiko kesehatan yang berbeda. Rokok tradisional mengandung lebih dari 7.000 bahan kimia berbahaya, termasuk tar dan karbon monoksida, yang dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti kanker paru-paru, penyakit jantung, dan penyakit pernapasan kronis.
Vape, meskipun dianggap lebih aman daripada rokok tradisional, tidak sepenuhnya bebas risiko. Cairan vape mengandung nikotin, yang bersifat adiktif, serta bahan kimia lain yang dapat merusak paru-paru dan sistem kardiovaskular. Studi juga menunjukkan bahwa penggunaan vape dapat menyebabkan iritasi paru-paru dan berpotensi meningkatkan risiko penyakit paru-paru lainnya.
Tidak Sama Sekali Demi Kesehatan
Mengingat kedua produk tersebut menimbulkan risiko kesehatan, saya menyarankan untuk tidak menggunakan keduanya. Menghindari keduanya adalah langkah terbaik untuk melindungi kesehatan Anda. Banyak organisasi kesehatan, termasuk WHO dan Kementerian Kesehatan Indonesia, telah menegaskan bahwa tidak ada bentuk merokok yang aman.
Sebagai alternatif, mempertimbangkan untuk menjalani gaya hidup sehat dengan menghindari semua produk tembakau dan vape. Anda sebaiknya memilih aktivitas fisik, menjalani pola makan sehat, dan mencari dukungan jika di perlukan untuk berhenti merokok atau vaping. Dengan demikian, Anda tidak hanya melindungi diri sendiri, tetapi juga orang-orang di sekitar Anda dari paparan asap rokok dan uap vape yang berbahaya.
Kesimpulan
Keduanya memiliki sejarah dan pengguna yang berbeda di Indonesia. Oleh karena itu, lebih baik menghindari penggunaan keduanya demi kesehatan jangka panjang Anda.